Minggu, 01 April 2012

Asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan psikososial.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Stres dalam kehidupan seseorang merupakan hal yang baik, namun akan menimbulkan masalah bila stres tersebut berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres dan merupakan bagian respon flight or flight. Dalam keadaan stres berkelanjutan, tekanan darah dapat tetap tinggi dan menyebabkan hipertensi (Swarth, 2002).
Stres psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan (Nasir, 2011).
Penelitian tentang bagaimana stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak dilakukan. Pertama, stres dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi terhadap masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang bereaksi  terhadap situasi stres dengan mengadopsi peran orang sakit dan mencari pengobatan sehingga memiliki alasan untuk tidak berfungsi secara efektif. Ketiga, stres mempengaruhi perubahan fisiologis yang kondusif untuk perkembangan penyakit. Dengan adanya stres, ketahanan fisik dapat terganggu dan angka resiko penyakit tertentu bertambah (Hasan, 2008).
Pada awal tahun 1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang bagaimana respons individu terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan. Respon individu terhadap stressor disebutnya sebagai kritikal (critical stress), dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan tempura tau lari (fight-or-flight response) pada individu yang mengalami stres. Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat mencolok: tekanan darah meningkat, rata-rata detak jantung dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah naik, tangan berkeringat, dan otot menjadi tegang (Hasan, 2008).

1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan psikososial.         

1.3  Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum              
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan psikososial.       
b. Tujuan Khusus
            Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:
1.      Pengertian Stres
2.      Jenis-jenis Stres
3.      Penyebab Stres
4.      Proese Terjadinya Stres
5.      Aspek Psikososial
6.      Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan
7.      Manajemen Stres
8.      Prinsip Dasar Mengelola Stres
9.      Asuhan Keperawatan

1.4  Manfaat Penulisan
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan menambah wawasan mereka untuk pengetahuannya.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta dapat memandirikan mahasiswa dalam mempelajari Ilmu Keperawatan Jiwa








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres
Stres merupakan hal menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berikut ini akan kita bahas mengenai definisi stres, stres psychological and physical strain or tensien generated by physical,emotional,social,economic, or occupational circumstances, evects, or experiences that are difficult to manage or endure. Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan (Nasir, 2011)
2.2 Jenis-Jenis Stres
Menurut Nasir (2011) Di tinjau dari penyebabanya, stres dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :
1.      Stres fisik, merupakan stres yang di sebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan lain lain.
2.      Stres kimiawai, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat berajun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain lain.
3.      Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kumsn, seperti virus, bakteri, atau parasit.
4.      Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain lain.
5.      Stres proses tumbunh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6.      Stres psokologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau ke agamaan.
Ada dua jenis stres yaitu baik dan buruk. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik anxiouness (distres) atau pleasure ( eustres ).
1.      Stres yang baik atau eustres adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stres yang baik, semua pihak merasa di untungkan.
2.      Stres yang buruk atau distres adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebuah ancaman.


Terdapat 4 jenis stres , antara lain sebagai berikut.
a.       Frustasi. Kondisi dimna seseorang merasa jalan jalan yang akan ditempatkan untuk meraih tujuan di hambat.
b.      Konflik. Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih prilaku saling berbenturan, di mana masing masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.
c.       Perubahan . kondisi yang di jumpai ternyata merupakan kondisi yang semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.
d.      Tekanan . kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan prilaku tertentu.
Patel (1996) dalam Nasir (2011) menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stres yang umumnya dialami manusia.
1.      Too little stres. Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulus mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.
2.      Optimun stres. Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang saat berada di “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasan kerja dan perasaan individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau ras leleh yang berlebihan.
3.      Too much stress. Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari.
4.      Breakdown stress. Ketika pada tahap too much stres individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan berkembang menjadi adanya kecendrungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.
2.3 Penyebab Stres
Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pda situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosila, dan lingkungan luar lainya ( Patel, 1996 dalam Nasir, 2011).
Secara garis besar, strespr bisa  dikelompokan menjadi dua.
a.       Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang disayang, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.
b.      Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk, 1988, dalam isnawarti, 1996 dikutip oleh Nasir, 2011).
Taylor (1991) dalam Nasir, 2011 merinci beberapa karakteristik kejadianya yang berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stresor.
a.       Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stres daripada kejadian positif.
b.      Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.
c.       Kejadian “ambigu” sering kali di[andang lebih mengakibatkan stres daripada kejadian yang jelas.
d.      Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih muda mengalami stres daripada orang yang memiliki tuugas lebih sedikit.
Ada beberapa sumber stres yang berasal  dari lingkungan, di antaranya adalah lingkungan fisik, sepert: polusi udara, kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak sosial yang bervariasi, serta kompetis hidup yang tinggi (Howart dan Gillham, 1981 dalam Atkinson, 1990 dikutip oleh Nasir, 2011). Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut.
1.      Dalam diri individu.
Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik ( Weiten, 1992), yaitu sebagai berikut.
a)      Approach-approach conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik.
b)      Avoidance-avoidance conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan.
c)      Approach-avoidance conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.
2.      Dalam keluarga.
Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.
3.      Dalam komunitas dan masyarakat.
Kontak dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stres, misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak, bergantung pada bagaimana individu menyikapi stresor itu.
Skala Miller dan Smith
Beberapa aspek tertentu dari kebiasaan, gaya hidup, dan lingkungan seseorang dapat menjadikannya lebih kebal atau lebih rentan terhadap dampak negative stress. Tingkat ketahanan atau kekebalan terhadap stress ini diukur dengan mengisi daftar 20 pernyataan berikut.



Berikut ini cara untuk mengukur tingkat stress:
1= Hampir selalu, 2= Biasanya, 3= Kadang-kadang, 4= Hampir tidak pernah, 5= Tidak pernah

1.      Saya makan makanan yang hangat dan berimbang sedikitnya satu kali sehari.
1
2
3
4
5
2.      Saya tidur 7-8 jam sedikitnya empat malam dalam seminggu.
1
2
3
4
5
3.      Saya member dan menerima kasih sayang secara teratur.
1
2
3
4
5
4.      Saya memiliki sedikitnya satu orang kerabat yang dapat di andalkan dalam jarak 75 km.
1
2
3
4
5
5.      Saya melakukan olah tubuh hingga berkeringat sedikitnya dua kali seminggu.
1
2
3
4
5
6.      Saya merokok kurang dari setengah bungkus sehari
(bukan perokok = hamper selalu).
1
2
3
4
5
7.      Saya minum kurang dari lima gelas minuman beralkohol dalam seminggu 
(bukan peminum = hamper selalu).
1
2
3
4
5
8.      Berat badan saya seimbang dengan tinggi badan.
1
2
3
4
5
9.      Saya memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
1
2
3
4
5
10.  Saya memperoleh kekuatan dari agama / keyakinan saya.
1
2
3
4
5
11.  Saya menghadiri kegiatan klub atau social secara teratur.
1
2
3
4
5
12.  Saya mempunyai jaringan teman dan kenalan.
1
2
3
4
5
13.  Saya mempunyai sedikitnya satu orang sahabat yang dapat dipercaya dalam hal-hal yang bersifat abadi.
1
2
3
4
5
14.  Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan gigi).
1
2
3
4
5
15.  Saya dapat berbicara secara terus terang mengenai perasaan saya di saat marah atau gelisah.
1
2
3
4
5
16.  Saya bercakap-cakap secara teratur dengan orang-orang yang tinggal bersama saya mengenai urusan rumah, seperti pekerjaan rumah sehari-hari dan masalah keuangan.
1
2
3
4
5
17.  Saya melakukan sesuatu untuk bersenang-senang sedikitnya sekali seminggu.
1
2
3
4
5
18.  Saya mampu mengelola waktu dengan efektif.
1
2
3
4
5
19.  Saya minum kurang dari tiga cangkir kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein) sehari.
1
2
3
4
5
20.  Saya mengalokasikan waktu untuk berdiam diri dalam sehari.
1
2
3
4
5
                                                Total Skor  = _________- 20  = ___________poin
Skor Ketahanan Stres:
0-10 poin         = Memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres
11-30               = Tidak terlalu rentan terhadap stress
31-50               = Cukup rentan terhadap stress
51-74               = Rentan terhadap stress
75-80               = Sangat rentan terhadap stres

2.4 Proses Terjadinya Stres
Epinefrin (adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil respon stres adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang yang mempersiapkan seseorang untuk menghadapi bahaya. Setelah kondisi stres terlewati, tubuh berelaksasi dan kembali normal (Swarth, 2002).
Stres Adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup. Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luiar batasan kemampuan mereka untuk memenuhoi tuntutan tersebut. Pandangan dari patel (1996), stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di sebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan –tantangan ( challenge ) yang penting, ketika  dihadapkan pada ancaman ( threat ), atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungan, dengan demikian, bisa di artikan bahwa stres merupakn suatu sistem pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik integritas diri, sehingga menganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan yang harus disesuaikan. Di samping itu, keadaan stres akan muncul apabila ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan atau integritas seseorang. (Nasir, 2011)
2.5 Aspek Psikososial
Kita dapat melihat bahwa ada hubungan antara sistem biologis, psikologis, dan sosial pada saat seseorang mengalami stres. Stresor menghasilakan perubahan fisiologis tetapi faktor psikososial juga mempunyai peranan. Tingkat stres yang  tinggi dapat memepengaruhi ingatan dan perhatian seseorang karena sters dapat menyebabakan  ketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering kali mengalihkan perhatian kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi stresopr dan ada orang yang tinggal di lingkungan yang sangat bising, misalnya di dekat rel kereta api atau jalan bebas hambatan.
Ada beberapa reaksi emosional yang umum terjadi pada saat stres.
  1. Ketakutan adalah reaksi emosional yang mengikutsertakan ketidaknyamanan psikologis dan rangsangan fisik apabila kita merasa terancam.
  2. Fobia adalah ketakutan yang intensif dan irasional yang di kaitkan dengan kejadian dan situasi khusus.
  3. Ansietas adalah perasaaan ketidaknyamanan yang tidak jelas atau samar samar yang sering kali melibatkan ancaman yang relatuf tidak jelas atau tidak spesifik.
  4. Kemarahan ( anger), khususnya kitika seseorang menerima suatu keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau frustasi.
Stres juga dapat menimbulkan perasaan sedih atau depresi. Perbedaan antara depresi normal dan depresi sebagai gangguan yang serius adalah masalah tingkatanya. Depresi dapat menjkadi gangguan fisiologis apabila fatal, sering terjadi, dan sifatnya bertahan lama. Orang dengan gangguan ini cendrung memeilki karakteristik berikut ini :
1.      Umumnya mempunyai mood yang tidak stabil (unhappy mood ).
2.      Tidak memiliki harapan (hopeless ) tentang masa depannya.
3.      Kelihatan pasif dan tidak mempunyai semangat.
4.      Memperlihatkan kebiasaan makan dan tidur yang kacau.
5.      Mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan sering menyalakan diri sendiri atas kejadian yang memengaruhi kehidupannya.
2.6 Sumber-Sumber stres dalam Kehidupan
Berikut ini adalah sumber sumber stress yang biasa terjadi dalam kehidupan menurut Nasir, 2011:
a.       Sumber stress dari individu.
Terkadang smber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan stress dari pribadi sendiri adalah melalui dari penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan demands pada system biologis dan psikologis, dan tingkatan stress yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang terseut.
b.      Sumber stress dalam keluarga.
Prilaku, kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, kadang  menimbulkan gesekan. Dari banyak stressor dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu sebagai berikut :
1.      Bertambahnya anggota keluarga dengan kelahiran anak dapat menimbulkan stress yang dapat dengan masalah keuangan  bertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu.
2.      Perceraian dapat mengahsilkan banyak perubahan yang penuh dengan stres untuk semua anggota keluarga karena mereka harus menghadapi perubahan dalam status social, pindah rumah, dan perubahan kondisi keuangan.
3.      Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang  pada umumnya  memerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran.

c.       Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan
Jika kita terlepas dari stress akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkan  stress dalam dua cara.
1.      Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi.
2.      Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stress lebih dari pada yang lainya.
Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatan stress pada pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut :
a.       Lingkungan kerja (tingkat kebisingan, temperature, kelembapan atau pencahayaannya).
b.      Realibitas peralatyan kerja (kinerja mesin, computer, dan sebagainya).
c.       Hubungan interpersonal yang buruk.
d.      Pengurangan pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya kemajuan dari pekerjaan.
e.       Kehilangan pekerjaan akibat di pecat atau pension.
2.7 Manajemen Stres
Manajemen stres adalah adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan kondisinya guna mengurangi stres yang dialaminya. Jadi, semuanya bergantung pada kondisi masing masing individu, tingkatkan stres yang ada, dan kejadian yang melatarbelakangkan stresnya. Sering kali stres didefinisikan dengan hanya melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang. Definisi stres dari stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.sementara itu, definisi stres dari respons mengaju pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam keadaan dibawah stres. Definisi stres dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stresor, sedangkan kjika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi. Selain itu, banyak respon dapat mengidentifikasikan stres psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Oleh karena itu stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam kesehatannya.(Nasir, 2011)
Pandangan terhadap stres psikologis telah dikonsepkan dalam tiga cara:
a.         Konsep yang fokusnya pada lingkungan, mendekripsikan stres sebagai stimulus. Dimna referensi sumber atau penyebabnya ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian peristiwa yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik karena penyakitnya, dia akan bertanya tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimna caranya, apa yang dilakukanya, dimna tempatnya, berapa biayayanya, siapa yang melakukanya, dan sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan diri klien yang akhirnya akan menimbulkan perasaan tegang, yang disebut stresor.
b.        Pendekatan yang memerlukan stres sebagai suatu respons pada reaksi seseorang terhadap stresor, contohnya adalah ketika seseorang menggunakan kata stres untuk menjelaskan tingkat ketegangan dalam dirinya. Respon tersebut mempunyai dua komponen yang saling berkaitan, yaitu komponen psikologis: yang melibatkan perilaku, pola pikir, dan emosi. Serta komponen fisiologis: yang melibatkan peningkatan rangsangan tubuh seperti jantung berdebar, sakit perut, berkeringat, dan sebagainya. Respon psikologis dan fisiologis seseorang terhadap stresor disebut strain.
c.         Pendekatan yang mendeskripsikan stres sebagai suatu proses selalu melibatkan stresor dan strain, jga ditambahkan dengan sebuah bentuk hubungan yang penting, yaitu hubungan antar seseorang dan lingkungannya. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut transaksi, antara lain seseorang dan lingkungan, dimna keduanya saling mempengaruhi satu sam lain, contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan telambat untuk suatu perjanjian terus melihat jamnya.
Pada umumnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi stress appraisals, yaitu sebagai berikut :
a.       High demands, kejadian yang melibatkan tuntutan yang sangat tinggi dan mendwsak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
b.      Life transitions, dimana kehidupan memepunyai banyak kejadian penting yang menandakan berlalunya perubahan dari kondisi atau fase yang satu ke yang lain, dan menghasilkan perubahan substansial dan tuntutan yang baru dalam kehiduapan yang baru.
c.       Timing jaga berpengaruh terhadap kejadian kejadian dalam kehidupan kita, dimna apabila kita suda merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan dan timingnya meleset dari rencana semula, itu juga bisa menimbulkan stres.
d.      Ambiguity, yaitu ketidakjelasan akan situasi yang terjadi.
e.       Desirability, ada beberapa kejadian yang terjadi di luar dugaan kita.
f.       Controllability yaitu merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menmgubah atau menghilangkan stresor. Seseorang cenderung untuk menilai suatu situasi yang tidak terkontrol sebgai suatu keadaan yang lebih stresful, dari pada situasi yang terkontrol.
Menurut lazarus (1985) dalam Nasir (2011), dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus dilalui.
a.       Primary appraisal.
Prrimary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang di alami individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkina adanya harm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan atau kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi
Primary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.
1.      Goal relavance, yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan sesorang, juga bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.
2.      Goal congruence or incrongruence : yaitu penilaian yang mengacu pada apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal incrongruence, dan seabaliknya jika hal tersebut memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.
3.      Type of ego involvement: yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari identitas ego atau komtmen seseorang.
b.      Secondary appraisal
Secondary apprisal merupakan penilaian mengenal kemampuan individu dalam mengendalikan koping beserta daya yang dimilikinya. Bisa juga berarti apakah individu cukup mampu mengahadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary apprisal memiliki tiga komponen sebagai berikut:
1.      Blame and credit, penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang terjadi atas diri individu.
2.      Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
3.      Future expectancy ; penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadikan lebih baik atau buruk.
Teknik Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilkukan adalah:
a.       Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan mengomsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga seaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
b.      Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
c.       Olahraga teratur. Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit. Olahraga yang sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling tidak dua kali seminggu dan tidak harus sampai berjam jam. Sesuai berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegaranya.
d.      Berhenti merokok. Berhenti merokok  adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.
e.       Menghindari minuman keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang mengandung alkohol.
f.       Mengatur berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus) merupakn faktor yang menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
g.      Mengatur waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat
h.      Terapi psikofarmakna. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehinggga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya digunakan adalah obat anticemas dan antidepresi.
i.        Terapi somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya, jika seseorang mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah mengobati diarenya.
j.        Psikoterapi. Terapi ini menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputu psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif. Psikoterapi suportif memberikan motivasi dan dukungan agar pasien memiliki rasa percaya diri, sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang, selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien (kemampuan berpikir rasional).
k.      Terapi psikoreligus. Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau mempertahan kan kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
Manajemen stres yang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada masalah koping yang berfokus pada emosi dilakukan antara lain dengan cara mengatur respons emosional terhadap stres melalui prilaku individu, misalnya meniadakan fakta yang tidak menyenangkan, mengendalikan diri, membuat jarak, penilaian secara positif, menerima tanggung jawab, atau lari dari kenyataan (menghindar ). Sedangkan strategi koping yang berfokus pada masalah dilakukan dengan mempelajari cara atau keterampilan yang dapat menyelesaikan masalah, seperti keterampilan menetapkan dukungan sosial. Teknik lain dalam mengatasi stres adalah relaksasi, meditasi, dan sebagainya. (Hidayat, 2006).
2.8 Prinsip Dasar Mengelola Stres
Menurut Nasir, 2011 berikut ini adalah beberapa cara dalam mengelola stres.
1.      Identifikasi penyebab stres.
Penyebab stres bisa situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stres.tingkat stres adalah tingkat dimana penyebab stres memengaruhi kita. sangat penting untuk memahami penyebab stres anda.kita tidak dapat mengatur stres kecuali jika kita memahami penyebab stres dan bagaimana penyebab ini memengaruhi psikologi kita dan organisasi.jika ada tanda stres yang familiar dengan terjadi,maka lakukanlah hal-hal berikut ini.
a.       Pahami penyebab stres dan kenali mereka sebelum terjadi,hal tersebut merupakan keterampilan yang penting dalam manajemen stres
b.      Pahami tingkat stres,tingkat di mana kita bereaksi terdapat penyebab stres.hal ini menolong kita untuk mengatur respons terhadap stres secara efektif.
2.      Manajemen waktu yang baik
Manajemen waktu adalah kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas )demi mencapai tujuan yang hendak kita capai.kemampuan mengatur hal yang disesuaikan dengan skla prioritas akan membuat kita dapat meraih lebih banyak
 Tujuan dalam hidup.waktu akan terasa lebih banyak sehingga kehidupan bersosialisasi,hubungan dengan keluarga,bahkan dalam melakukan hobi dapat lebih berkualitas.oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan waktu yang sangat efektif dan efisien.strategi yang dimaksud adalah diperlukan suatu kemampuan guna menetapkan suatu tujuan,kemudian melakukan estimasi terdapat waktu dan sumber daya yang diperlukan,sekaligus menjaga kedisiplinan dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai.berikut ini adalah beberapa tips yang dapat digunakan dalam mengelola waktu.
a.       Merencanakan dan melakukan skala prioritas
b.      Jadikan suatu kebiasaan untuk selalu  menyusun daftar pekerjaan(to do list)
c.       Ikuti aturan 80/20,yaitu adanya suatu  estimasi bahwa 80% hasil dari suatu pekerjaan kita akan dicapai dari hanya 20% waktu kita yang fokus
d.      Rencankan waktu untuk melakukan kegiatan yang spesifik dan non-spesifik
e.       Memaksimalkan waktu kerja
f.       Lakukan skala prioritas berdasarkan tingkat kepentingan pekerjaan tersebut
g.      Pemilihan lingkungan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
h.      Pendelegasian
i.        Pembedaan yang jelas antara pekerjaan yang penting dan mendesak
j.        Hindari menunda pekerjaan.
Berikut ini adalah matriks dari manajeman waktu
Kuadran 1
Penting dan mendesak(important and urgent)
Kuadran 2
Penting tapi tidak mendesak (not important but urgent)
Kuadran 3
Penting tapi tidak mendesak (not important but urgent)
Kuadran 4
Tidak penting dan tidak mendesak (not important dan not urgent)
3.      Membuat sebuah perubahan dalam lingkungan dapat mengurangi akibat dari stres.sebagai contoh,jika anda kewalahan dengan setumpuk kertas yang harus ditandatangani,anda dapat mencapai tempat yang sepi untuk bekerja,menata ruang bekerja dengan menggunakan file, dan mendengar musik yang lembut.perubahan ini dapat mengurangi tingkat stres.
4.      Berbagi dan mengungkapkan
Terbuka tentang pikiran dan perasaan dengan diri sendiri dan orang lain adalah teknik yang efektif untuk mengurangi tingkat stres. Terkadang hanya dengan menceritakan situasi dan bagaimana situasi tersebut memengaruhi kita cukup untuk membantu kita memproses cara pandang terhadap situasi tersebut dan membentuk sikap baru dalam menghadapi situasi tersebut
5.      Menyimpan catatan harian pribadi
Dengan menulis pikiran dan perasaan terhadap situasi atau seseorang,dapat menyegarkan emosi kita tentang sesuatu yang signifikan terhadap diri kita,sehingga membantu kita memperoleh cara pandang baru terdapat situasi.
6.      Berbicara dengan orang yang dapat dipercaya
Perkataan”anda dapat menggunakan bantuan orang lain bukan berarti anda bekerja tidak efetif”.carilah cara untuk mengembangkan manajemen stres dan tanggaplah ketika orang lain membutuhkan bantuan.
7.      Visualisasi dan perbandingan mental menjadi teknik yang sangat populer dalam mengurangi stres.misalnya, “banyangkan seperti apa anda 5 tahun yang akan datang” atau “ bayangkan anda lulus sekolah dan mengemudikan sebuah mobil baru” adalah contoh dari visualisasi dan perbanting mental.dengan cara mengkhayalkan diri sendiri dalam sebuah situasi,bagaimana kita memandang perilaku dan penampilan secara ideal,membentuk gambaran mental diri sendiri,dan bagaimana perasaan kita ketika memperoleh/mendapatkan hasil yang telah dirangkai.dengan berpikir positif, kita dapat berperilaku sesuai dengan keinginan kita.
8.      Relaksasi
Banyak orang menemukan bahwa teknik relaksasi berpengaruhi terhadap tingkat stres.berikut ini adalah beberapa contoh.
a.       Hirup napas dalam-dalam,sekali atau lebih secara perlahan.
Sering ketika kita mulai stres kita mengalami napas secara dangkal tanpa Menyadari akibat bernapas dangkal menyulitkan kita untuk berkonsentrasi.dengan menyediakan sedikit waktu dan mengambil napas dalam-dalam,secara otomatis menenangkan tubuh dan pikiran sehingga dapat berkonsentrasi.cobalah teknik ini sebelum presentasi atau selama percakapan yang emosional
b.      Berlatih yoga atau meditasi. yoga adalah bentuk latihan dengan gerakan lemah lembut yang berpengaruh positif terhadap fisik dan pikiran melalui napas yang dalam,peregangan,dan gerakan lembut dalam suasana yang nyaman. Meditasi menyediakan waktu untuk menjernihkan pikiran.biasanya meditasi belajar berkonsentrasi pada saat image atau suara menghilangkan image atau suara yang lain. Berlatih meditasi selama beberapa menit tiap hari dapat mengurangi tingkat stres secara psikologis dan psikis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar