BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Stres dalam
kehidupan seseorang merupakan hal yang baik, namun akan menimbulkan masalah
bila stres tersebut berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu
respon tubuh terhadap stres dan merupakan bagian respon flight or flight. Dalam keadaan stres berkelanjutan, tekanan darah
dapat tetap tinggi dan menyebabkan hipertensi (Swarth, 2002).
Stres psikologis
dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial,
ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk
mengelola atau bertahan (Nasir,
2011).
Penelitian
tentang bagaimana stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak
dilakukan. Pertama, stres dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi
terhadap masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang bereaksi terhadap situasi stres dengan mengadopsi
peran orang sakit dan mencari pengobatan sehingga memiliki alasan untuk tidak
berfungsi secara efektif. Ketiga, stres mempengaruhi perubahan fisiologis yang
kondusif untuk perkembangan penyakit. Dengan adanya stres, ketahanan fisik
dapat terganggu dan angka resiko penyakit tertentu bertambah (Hasan, 2008).
Pada awal tahun
1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang bagaimana respons individu
terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan.
Respon individu terhadap stressor disebutnya sebagai kritikal (critical stress), dan Cannon juga
mengidentifikasi tanggapan tempura tau lari (fight-or-flight response) pada individu yang mengalami stres.
Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat mencolok: tekanan darah
meningkat, rata-rata detak jantung dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah
naik, tangan berkeringat, dan otot menjadi tegang (Hasan, 2008).
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana
asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan psikososial.
1.3
Tujuan
Penulisan
a.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan
psikososial.
b. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:
1. Pengertian
Stres
2. Jenis-jenis
Stres
3. Penyebab
Stres
4. Proese
Terjadinya Stres
5. Aspek
Psikososial
6. Sumber-Sumber
Stres dalam Kehidupan
7. Manajemen Stres
8. Prinsip
Dasar Mengelola Stres
9. Asuhan
Keperawatan
1.4
Manfaat
Penulisan
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan
makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan mahasiswa lebih mandiri
dalam membuat suatu karya tulis dan menambah wawasan mereka untuk
pengetahuannya.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta dapat memandirikan
mahasiswa dalam mempelajari Ilmu Keperawatan Jiwa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Stres
Stres merupakan
hal menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berikut ini akan kita bahas mengenai
definisi stres, stres psychological and
physical strain or tensien generated by physical,emotional,social,economic, or occupational
circumstances, evects,
or experiences that are difficult to manage or endure.
Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan
ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau
keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan
(Nasir, 2011)
2.2 Jenis-Jenis Stres
Menurut Nasir (2011) Di tinjau dari
penyebabanya, stres dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :
1. Stres
fisik, merupakan stres yang di sebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang
terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu
menyengat, dan lain lain.
2. Stres
kimiawai, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang
terdapat pada obat-obatan, zat berajun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan
lain lain.
3. Stres
mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kumsn, seperti virus,
bakteri, atau parasit.
4. Stres
fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh,
antara laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain lain.
5. Stres
proses tumbunh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan
usia.
6.
Stres psokologis atau
emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis
atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam
hubungan interpersonal, sosial budaya, atau ke agamaan.
Ada dua jenis stres yaitu baik dan
buruk. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami
sebagai perasaan yang baik anxiouness
(distres) atau pleasure ( eustres ).
1.
Stres yang baik atau
eustres adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan berdampak baik apabila
seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun
dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stres yang
baik, semua pihak merasa di untungkan.
2. Stres
yang buruk atau distres adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan
dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang
digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga
bisa diartikan sebuah ancaman.
Terdapat 4 jenis stres , antara
lain sebagai berikut.
a.
Frustasi. Kondisi dimna
seseorang merasa jalan jalan yang akan ditempatkan untuk meraih tujuan di
hambat.
b. Konflik.
Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih prilaku saling berbenturan, di mana
masing masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling
memberatkan.
c. Perubahan
. kondisi yang di jumpai ternyata merupakan kondisi yang semestinya serta
membutuhkan adanya suatu penyesuaian.
d.
Tekanan . kondisi
dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap
seseorang untuk melakukan prilaku tertentu.
Patel (1996) dalam Nasir (2011)
menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stres yang umumnya dialami manusia.
1.
Too
little stres. Dalam kondisi ini, seseorang belum
mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh
kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulus mengakibatkan
munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.
2. Optimun stres.
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang saat berada di “atas” maupun
“bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasan kerja dan
perasaan individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani
kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu
banyak atau ras leleh yang berlebihan.
3. Too much stress.
Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah melakukan pekerjaan yang terlalu
banyak setiap hari.
4.
Breakdown
stress. Ketika pada tahap too much stres
individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan
berkembang menjadi adanya kecendrungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa
sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok atau
kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.
2.3 Penyebab Stres
Stresor adalah
faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons
stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial dan juga muncul pda situasi kerja, dirumah, dalam
kehidupan sosila, dan lingkungan luar lainya ( Patel, 1996 dalam Nasir, 2011).
Secara garis besar, strespr
bisa dikelompokan menjadi dua.
a.
Stresor mayor, yang
berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang disayang,
masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.
b.
Stresor minor, yang
biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari, misalnya
ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu sehingga menyebabkan
munculnya stres (Brantley,dkk, 1988, dalam isnawarti, 1996 dikutip oleh Nasir,
2011).
Taylor
(1991) dalam Nasir, 2011 merinci beberapa karakteristik kejadianya yang
berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stresor.
a. Kejadian
negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stres daripada kejadian positif.
b. Kejadian
yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres daripada
kejadian yang terkontrol dan terprediksi.
c. Kejadian
“ambigu” sering kali di[andang lebih mengakibatkan stres daripada kejadian yang
jelas.
d. Manusia
yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih muda mengalami stres daripada
orang yang memiliki tuugas lebih sedikit.
Ada
beberapa sumber stres yang berasal dari
lingkungan, di antaranya adalah lingkungan fisik, sepert: polusi udara,
kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak sosial yang bervariasi, serta kompetis
hidup yang tinggi (Howart dan Gillham, 1981 dalam Atkinson, 1990 dikutip oleh
Nasir, 2011). Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut.
1. Dalam
diri individu.
Hal ini berkaitan
dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan dua kecendrungan
yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan
tipe dasar konflik ( Weiten, 1992), yaitu sebagai berikut.
a) Approach-approach
conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap
dua tujuan yang sama-sama baik.
b) Avoidance-avoidance
conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu
pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan.
c) Approach-avoidance
conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi
yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.
2. Dalam
keluarga.
Dari keluarga ini yang
cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan
kematian dalam keluarga.
3. Dalam
komunitas dan masyarakat.
Kontak dengan orang di
luar keluarga merupakan banyak sumber stres, misalnya pengalaman anak di sekolah
dan persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang
dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fiologis,
psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak, bergantung
pada bagaimana individu menyikapi stresor itu.
Skala
Miller dan Smith
Beberapa aspek tertentu dari
kebiasaan, gaya hidup, dan lingkungan seseorang dapat menjadikannya lebih kebal
atau lebih rentan terhadap dampak negative stress. Tingkat ketahanan atau
kekebalan terhadap stress ini diukur dengan mengisi daftar 20 pernyataan
berikut.
Berikut ini cara
untuk mengukur tingkat stress:
1=
Hampir selalu, 2= Biasanya, 3= Kadang-kadang, 4= Hampir tidak pernah, 5= Tidak
pernah
1.
Saya makan makanan yang hangat dan
berimbang sedikitnya satu kali sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2.
Saya tidur 7-8 jam sedikitnya empat
malam dalam seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3.
Saya member dan menerima kasih sayang
secara teratur.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4.
Saya memiliki sedikitnya satu orang
kerabat yang dapat di andalkan dalam jarak 75 km.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
5.
Saya melakukan olah tubuh hingga
berkeringat sedikitnya dua kali seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6.
Saya merokok kurang dari setengah
bungkus sehari
(bukan
perokok = hamper selalu).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
7.
Saya minum kurang dari lima gelas
minuman beralkohol dalam seminggu
(bukan
peminum = hamper selalu).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
8.
Berat badan saya seimbang dengan
tinggi badan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
9.
Saya memiliki penghasilan cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
10.
Saya memperoleh kekuatan dari agama /
keyakinan saya.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
11.
Saya menghadiri kegiatan klub atau
social secara teratur.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
12.
Saya mempunyai jaringan teman dan
kenalan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
13.
Saya mempunyai sedikitnya satu orang
sahabat yang dapat dipercaya dalam hal-hal yang bersifat abadi.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
14.
Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga,
dan gigi).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
15.
Saya dapat berbicara secara terus
terang mengenai perasaan saya di saat marah atau gelisah.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
16.
Saya bercakap-cakap secara teratur
dengan orang-orang yang tinggal bersama saya mengenai urusan rumah, seperti
pekerjaan rumah sehari-hari dan masalah keuangan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
17.
Saya melakukan sesuatu untuk
bersenang-senang sedikitnya sekali seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
18.
Saya mampu mengelola waktu dengan
efektif.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
19.
Saya minum kurang dari tiga cangkir
kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein) sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
20.
Saya mengalokasikan waktu untuk
berdiam diri dalam sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Total Skor
= _________- 20 =
___________poin
Skor Ketahanan Stres:
0-10 poin = Memiliki ketahanan luar biasa
terhadap stres
11-30 = Tidak terlalu rentan terhadap
stress
31-50 = Cukup rentan terhadap stress
51-74 = Rentan terhadap stress
75-80 = Sangat rentan terhadap stres
2.4 Proses Terjadinya Stres
Epinefrin (adrenalin),
suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon
lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut
jantung, kecepatan pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil respon
stres adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang yang mempersiapkan
seseorang untuk menghadapi bahaya. Setelah kondisi stres terlewati, tubuh
berelaksasi dan kembali normal (Swarth, 2002).
Stres Adalah reaksi
dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang
juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup.
Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luiar batasan kemampuan
mereka untuk memenuhoi tuntutan tersebut. Pandangan dari patel (1996), stres
merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di sebabkan oleh
berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan –tantangan (
challenge ) yang penting, ketika
dihadapkan pada ancaman ( threat ), atau ketika harus berusaha mengatasi
harapan-harapan yang tidak
realistis dari lingkungan, dengan demikian, bisa di artikan bahwa stres
merupakn suatu sistem pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik
integritas diri, sehingga menganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan
yang harus disesuaikan. Di samping itu, keadaan stres akan muncul apabila ada
tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan atau integritas
seseorang. (Nasir, 2011)
2.5 Aspek Psikososial
Kita dapat
melihat bahwa ada hubungan antara sistem biologis, psikologis, dan sosial pada
saat seseorang mengalami stres. Stresor menghasilakan perubahan fisiologis
tetapi faktor psikososial juga mempunyai peranan. Tingkat stres yang tinggi dapat memepengaruhi ingatan dan
perhatian seseorang karena sters dapat menyebabakan ketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering
kali mengalihkan perhatian kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi
stresopr dan ada orang yang tinggal di lingkungan yang sangat bising, misalnya
di dekat rel kereta api atau jalan bebas hambatan.
Ada beberapa reaksi emosional yang
umum terjadi pada saat stres.
- Ketakutan
adalah reaksi emosional yang mengikutsertakan ketidaknyamanan psikologis
dan rangsangan fisik apabila kita merasa terancam.
- Fobia
adalah ketakutan yang intensif dan irasional yang di kaitkan dengan
kejadian dan situasi khusus.
- Ansietas
adalah perasaaan ketidaknyamanan yang tidak jelas atau samar samar yang
sering kali melibatkan ancaman yang relatuf tidak jelas atau tidak
spesifik.
- Kemarahan
( anger), khususnya kitika
seseorang menerima suatu keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau
frustasi.
Stres
juga dapat menimbulkan perasaan sedih atau depresi. Perbedaan antara depresi
normal dan depresi sebagai gangguan yang serius adalah masalah tingkatanya.
Depresi dapat menjkadi gangguan fisiologis apabila fatal, sering terjadi, dan
sifatnya bertahan lama. Orang dengan gangguan ini cendrung memeilki
karakteristik berikut ini :
1. Umumnya
mempunyai mood yang tidak stabil (unhappy
mood ).
2. Tidak
memiliki harapan (hopeless ) tentang
masa depannya.
3. Kelihatan
pasif dan tidak mempunyai semangat.
4. Memperlihatkan
kebiasaan makan dan tidur yang kacau.
5. Mempunyai
kepercayaan diri yang rendah dan sering menyalakan diri sendiri atas kejadian
yang memengaruhi kehidupannya.
2.6 Sumber-Sumber stres
dalam Kehidupan
Berikut ini
adalah sumber sumber stress yang biasa terjadi dalam kehidupan menurut Nasir,
2011:
a.
Sumber stress dari
individu.
Terkadang
smber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan
stress dari pribadi sendiri adalah
melalui dari penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan
demands pada system biologis
dan psikologis, dan tingkatan
stress yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan
penyakit dan usia dari orang terseut.
b. Sumber
stress dalam keluarga.
Prilaku,
kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh
dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, kadang menimbulkan gesekan. Dari banyak stressor
dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu sebagai berikut
:
1. Bertambahnya
anggota keluarga dengan kelahiran anak dapat menimbulkan stress yang dapat
dengan masalah keuangan bertambahnya
anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah kesehatan , dan ketakutan
hubungan suami istri dapat terganggu.
2. Perceraian dapat mengahsilkan
banyak perubahan yang penuh dengan stres untuk semua anggota keluarga karena
mereka harus menghadapi perubahan dalam status social, pindah rumah, dan
perubahan kondisi keuangan.
3. Anggota
keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang
pada umumnya memerlukan adaptasi,
kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran.
c. Sumber
stres dalam komunitas dan lingkungan
Jika
kita terlepas dari stress akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk
mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang
dapat menghasilkan stress dalam dua
cara.
1. Beban
pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi.
2. Beberapa
macam aktivitas dapat menyebabkan stress lebih dari pada yang lainya.
Beberapa aspek dari pekerjaan dapat
meningkatan stress pada pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Lingkungan kerja (tingkat
kebisingan, temperature, kelembapan atau pencahayaannya).
b. Realibitas
peralatyan kerja (kinerja mesin, computer, dan sebagainya).
c. Hubungan
interpersonal yang buruk.
d. Pengurangan
pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya kemajuan dari
pekerjaan.
e.
Kehilangan pekerjaan
akibat di pecat atau pension.
2.7 Manajemen Stres
Manajemen stres
adalah adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan
kondisinya guna mengurangi stres yang dialaminya. Jadi, semuanya bergantung
pada kondisi masing masing individu, tingkatkan stres yang ada, dan kejadian
yang melatarbelakangkan stresnya. Sering kali stres didefinisikan dengan hanya
melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang. Definisi stres dari
stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam, kondisi
berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.sementara itu, definisi stres
dari respons mengaju pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres, atau
berada dalam keadaan dibawah stres. Definisi stres dengan hanya melihat dari
stimulus yang dialami seseorang memiliki keterbatasan karena tidak
memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai
stresor, sedangkan kjika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara
yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang
tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi.
Selain itu, banyak respon dapat mengidentifikasikan stres psikologis yang
padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Oleh karena itu stres
merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai
membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam kesehatannya.(Nasir, 2011)
Pandangan terhadap stres psikologis
telah dikonsepkan dalam tiga cara:
a.
Konsep yang fokusnya
pada lingkungan, mendekripsikan stres sebagai stimulus. Dimna referensi sumber
atau penyebabnya ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian peristiwa
yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik karena
penyakitnya, dia akan bertanya tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimna
caranya, apa yang dilakukanya, dimna tempatnya, berapa biayayanya, siapa yang
melakukanya, dan sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan diri klien yang
akhirnya akan menimbulkan perasaan tegang, yang disebut stresor.
b.
Pendekatan yang
memerlukan stres sebagai suatu respons pada reaksi seseorang terhadap stresor,
contohnya adalah ketika seseorang menggunakan kata stres untuk menjelaskan
tingkat ketegangan dalam dirinya. Respon tersebut mempunyai dua komponen yang
saling berkaitan, yaitu komponen psikologis: yang melibatkan perilaku, pola
pikir, dan emosi. Serta komponen fisiologis: yang melibatkan peningkatan
rangsangan tubuh seperti jantung berdebar, sakit perut, berkeringat, dan
sebagainya. Respon psikologis dan fisiologis seseorang terhadap stresor disebut
strain.
c.
Pendekatan yang
mendeskripsikan stres sebagai suatu proses selalu melibatkan stresor dan
strain, jga ditambahkan dengan sebuah bentuk hubungan yang penting, yaitu
hubungan antar seseorang dan lingkungannya. Proses ini melibatkan interaksi dan
penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut transaksi, antara lain
seseorang dan lingkungan, dimna keduanya saling mempengaruhi satu sam lain,
contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan telambat untuk suatu perjanjian
terus melihat jamnya.
Pada umumnya, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi stress appraisals, yaitu sebagai berikut :
a.
High
demands, kejadian yang melibatkan tuntutan yang
sangat tinggi dan mendwsak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
b. Life transitions,
dimana kehidupan memepunyai banyak kejadian penting yang menandakan berlalunya
perubahan dari kondisi atau fase yang satu ke yang lain, dan menghasilkan
perubahan substansial dan tuntutan yang baru dalam kehiduapan yang baru.
c. Timing
jaga berpengaruh terhadap kejadian kejadian dalam kehidupan kita, dimna apabila
kita suda merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan dan timingnya meleset
dari rencana semula, itu juga bisa menimbulkan stres.
d. Ambiguity,
yaitu ketidakjelasan akan situasi yang terjadi.
e. Desirability,
ada beberapa kejadian yang terjadi di luar dugaan kita.
f.
Controllability
yaitu merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menmgubah atau
menghilangkan stresor. Seseorang cenderung untuk menilai suatu situasi yang
tidak terkontrol sebgai suatu keadaan yang lebih stresful, dari pada situasi
yang terkontrol.
Menurut lazarus (1985) dalam Nasir
(2011), dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus dilalui.
a.
Primary
appraisal.
Prrimary
appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang di alami
individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif
oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkina adanya
harm, threat, atau challenge. Harm
adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi.
Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat
dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan atau kesanggupan
untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi
Primary
appraisal memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Goal relavance,
yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan sesorang, juga bagaimana hubungan
peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.
2. Goal congruence or
incrongruence : yaitu penilaian yang mengacu pada
apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten
dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau
memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka
disebut sebagai goal incrongruence, dan seabaliknya jika hal tersebut
memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.
3. Type of ego involvement:
yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari identitas ego atau
komtmen seseorang.
b. Secondary appraisal
Secondary
apprisal merupakan penilaian mengenal kemampuan individu dalam mengendalikan
koping beserta daya yang dimilikinya. Bisa juga berarti apakah individu cukup
mampu mengahadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary
apprisal memiliki tiga komponen sebagai berikut:
1. Blame and credit,
penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang
terjadi atas diri individu.
2. Coping-potential:
penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau
mengaktualisasi komitmen pribadinya.
3. Future expectancy
; penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah
secara psikologis untuk menjadikan lebih baik atau buruk.
Teknik
Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan upaya
mengelola stres dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak
sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilkukan
adalah:
a. Mengatur
diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi atau mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan mengomsumsi makanan
yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga seaiknya
bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
b. Istirahat
dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres
karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan
kebugaran tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
c. Olahraga
teratur. Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara meningkatkan daya tahan
dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit.
Olahraga yang sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling
tidak dua kali seminggu dan tidak harus sampai berjam jam. Sesuai
berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan
kesegaranya.
d. Berhenti
merokok. Berhenti merokok adalah bagian
dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan status kesehatan serta
menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.
e. Menghindari
minuman keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindar
dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang
mengandung alkohol.
f. Mengatur
berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus)
merupakn faktor yang menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yang tidak
seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
g. Mengatur
waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres. Dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan
waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat
h. Terapi
psikofarmakna. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang
dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehinggga
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif
atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya
digunakan adalah obat anticemas dan antidepresi.
i.
Terapi somatik. Terapi
ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami
sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya, jika
seseorang mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah mengobati
diarenya.
j.
Psikoterapi. Terapi ini
menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi
ini meliputu psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif. Psikoterapi
suportif memberikan motivasi dan dukungan agar pasien memiliki rasa percaya
diri, sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan
secara berulang, selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif dengan cara
memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan psikoterapi
kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien (kemampuan berpikir rasional).
k. Terapi
psikoreligus. Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi
permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau
mempertahan kan kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial,
maupun spiritual.
Manajemen
stres yang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus
pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping
yang berfokus pada masalah koping yang berfokus pada emosi dilakukan antara
lain dengan cara mengatur respons emosional terhadap stres melalui prilaku
individu, misalnya meniadakan fakta yang tidak menyenangkan, mengendalikan
diri, membuat jarak, penilaian secara positif, menerima tanggung jawab, atau
lari dari kenyataan (menghindar ). Sedangkan strategi koping yang berfokus pada
masalah dilakukan dengan mempelajari cara atau keterampilan yang dapat
menyelesaikan masalah, seperti keterampilan menetapkan dukungan sosial. Teknik
lain dalam mengatasi stres adalah relaksasi, meditasi, dan sebagainya.
(Hidayat, 2006).
2.8
Prinsip Dasar Mengelola Stres
Menurut Nasir, 2011 berikut ini
adalah beberapa cara dalam mengelola stres.
1.
Identifikasi penyebab
stres.
Penyebab
stres bisa situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stres.tingkat stres
adalah tingkat dimana penyebab stres memengaruhi kita. sangat penting untuk
memahami penyebab stres anda.kita tidak dapat mengatur stres kecuali jika kita
memahami penyebab stres dan bagaimana penyebab ini memengaruhi psikologi kita
dan organisasi.jika ada tanda stres yang familiar dengan terjadi,maka
lakukanlah hal-hal berikut ini.
a. Pahami
penyebab stres dan kenali mereka sebelum terjadi,hal tersebut merupakan
keterampilan yang penting dalam manajemen stres
b. Pahami
tingkat stres,tingkat di mana kita bereaksi terdapat penyebab stres.hal ini
menolong kita untuk mengatur respons terhadap stres secara efektif.
2. Manajemen
waktu yang baik
Manajemen
waktu adalah kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas
)demi mencapai tujuan yang hendak kita capai.kemampuan mengatur hal yang
disesuaikan dengan skla prioritas akan membuat kita dapat meraih lebih banyak
Tujuan dalam hidup.waktu akan terasa lebih
banyak sehingga kehidupan bersosialisasi,hubungan dengan keluarga,bahkan dalam
melakukan hobi dapat lebih berkualitas.oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan
waktu yang sangat efektif dan efisien.strategi yang dimaksud adalah diperlukan
suatu kemampuan guna menetapkan suatu tujuan,kemudian melakukan estimasi
terdapat waktu dan sumber daya yang diperlukan,sekaligus menjaga kedisiplinan
dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai.berikut ini adalah beberapa tips yang
dapat digunakan dalam mengelola waktu.
a. Merencanakan
dan melakukan skala prioritas
b. Jadikan
suatu kebiasaan untuk selalu menyusun
daftar pekerjaan(to do list)
c. Ikuti
aturan 80/20,yaitu adanya suatu estimasi
bahwa 80% hasil dari suatu pekerjaan kita akan dicapai dari hanya 20% waktu
kita yang fokus
d. Rencankan
waktu untuk melakukan kegiatan yang spesifik dan non-spesifik
e. Memaksimalkan
waktu kerja
f. Lakukan
skala prioritas berdasarkan tingkat kepentingan pekerjaan tersebut
g. Pemilihan
lingkungan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
h. Pendelegasian
i.
Pembedaan yang jelas
antara pekerjaan yang penting dan mendesak
j.
Hindari menunda
pekerjaan.
Berikut
ini adalah matriks dari manajeman waktu
Kuadran 1
Penting
dan mendesak(important and urgent)
Kuadran 2
Penting
tapi tidak mendesak (not important but urgent)
Kuadran 3
Penting
tapi tidak mendesak (not important but urgent)
Kuadran 4
Tidak
penting dan tidak mendesak (not important dan not urgent)
3.
Membuat sebuah
perubahan dalam lingkungan dapat mengurangi akibat dari stres.sebagai
contoh,jika anda kewalahan dengan setumpuk kertas yang harus
ditandatangani,anda dapat mencapai tempat yang sepi untuk bekerja,menata ruang
bekerja dengan menggunakan file, dan mendengar musik yang lembut.perubahan ini
dapat mengurangi tingkat stres.
4. Berbagi
dan mengungkapkan
Terbuka
tentang pikiran dan perasaan dengan diri sendiri dan orang lain adalah teknik
yang efektif untuk mengurangi tingkat stres. Terkadang hanya dengan menceritakan
situasi dan bagaimana situasi tersebut memengaruhi kita cukup untuk membantu
kita memproses cara pandang terhadap situasi tersebut dan membentuk sikap baru
dalam menghadapi situasi tersebut
5. Menyimpan
catatan harian pribadi
Dengan
menulis pikiran dan perasaan terhadap situasi atau seseorang,dapat menyegarkan
emosi kita tentang sesuatu yang signifikan terhadap diri kita,sehingga membantu
kita memperoleh cara pandang baru terdapat situasi.
6. Berbicara
dengan orang yang dapat dipercaya
Perkataan”anda
dapat menggunakan bantuan orang lain bukan berarti anda bekerja tidak
efetif”.carilah cara untuk mengembangkan manajemen stres dan tanggaplah ketika
orang lain membutuhkan bantuan.
7. Visualisasi
dan perbandingan mental menjadi teknik yang sangat populer dalam mengurangi
stres.misalnya, “banyangkan seperti apa anda 5 tahun yang akan datang” atau “
bayangkan anda lulus sekolah dan mengemudikan sebuah mobil baru” adalah contoh
dari visualisasi dan perbanting mental.dengan cara mengkhayalkan diri sendiri
dalam sebuah situasi,bagaimana kita memandang perilaku dan penampilan secara
ideal,membentuk gambaran mental diri sendiri,dan bagaimana perasaan kita ketika
memperoleh/mendapatkan hasil yang telah dirangkai.dengan berpikir positif, kita
dapat berperilaku sesuai dengan keinginan kita.
8. Relaksasi
Banyak
orang menemukan bahwa teknik relaksasi berpengaruhi terhadap tingkat
stres.berikut ini adalah beberapa contoh.
a. Hirup
napas dalam-dalam,sekali atau lebih secara perlahan.
Sering ketika kita
mulai stres kita mengalami napas secara dangkal tanpa Menyadari akibat bernapas
dangkal menyulitkan kita untuk berkonsentrasi.dengan menyediakan sedikit waktu
dan mengambil napas dalam-dalam,secara otomatis menenangkan tubuh dan pikiran
sehingga dapat berkonsentrasi.cobalah teknik ini sebelum presentasi atau selama
percakapan yang emosional
b. Berlatih
yoga atau meditasi. yoga adalah bentuk latihan dengan gerakan lemah lembut yang
berpengaruh positif terhadap fisik dan pikiran melalui napas yang
dalam,peregangan,dan gerakan lembut dalam suasana yang nyaman. Meditasi
menyediakan waktu untuk menjernihkan pikiran.biasanya meditasi belajar
berkonsentrasi pada saat image atau suara menghilangkan image atau suara yang
lain. Berlatih meditasi selama beberapa menit tiap hari dapat mengurangi tingkat
stres secara psikologis dan psikis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar